Jumat, 01 Oktober 2010

Ketika senja berkata




Harapan terniang ketika menyambut fajar. Fajar hari ni fajar ramadhan, akupun berharap mendapatkan suatu yang berbeda mulai fajar ini. Bagiku fajar ini tetap biasa, seperti biasa, mentari yang tersenyum, langit yang manja, tak ada yang berbeda kecuali harapan yang tidak sama. Fajar ini aku sangat berharap dapat membuka lembaran baru bagi hidupku, hidupku untuk kembali kepada yang maha kuasa. Hidup untuk kembali setia menjadi seorang hamba yang bertaqwa.tak lama ku termenung dengan harapan ini, sembari terdenganr suara. ‘’Dinda, kemari bantu ibu’’, suara ibu terdengar dari dapur. Perlahan kutinggalkan pondok fajar, tempat dimna selalu aku mennati ia. Kugerakkan kaki menuju dapur yang siap kubersihkan setelah sahur pertama tadi pagi. Sambil kubersihkan kompor kotor, diam-diam kuperhatikan mata lembut ibuku, ynag sekaligus menjadi ayah dan merangkap menjadi sahabat baikku. Perlahan kutatapi mimik yang seakan menutupi sebuah rahasia, yaitu kesedihan. Betapa tidak ibu telah lama membesarkan ku sendiri, setelah ayah meinggal saat aku kecil. Selama ini ia selalu menngisyaratkn kepadaku tentang kesabaranlewat hidupnya. Lamunanku berkhir seiring pekerjaanku selesai. ‘’EM”, sahutku sambil berjalan menuju kamar. Dikamar perlahan tapi pasti kusatukan punggung yang kaku dengan kasur kuno buatan tahun 80-anwarisan ayah. Selang berapa saat kurasakan kurasakan ketenangan dan kedamaian terbang membawa harpan kealam mimpi. Aku tertidur kelelahan.
Jam menunjukkan angka 1 siang, aku kembali melihat dunia yang heran. Aku kembali kekamar mandi sambil menguap sisa-sisa tidur. Baru saja selesai mandi tiba-tibaHP-ku berdering Anna SMS, dia janji menjemput ku pergi kerumah sitti teman kami. Lantas kujawab,’’na, apa tidak nanti sore saja?’’.’’pokoknya sekarang,lagian ruamh sitti jauh ntar gak kesampean,’’balas Anna. ‘’OKEY DEH’’, jawabku sambil tersenyum lucu. Tak lama berselangang kami pun beranjak dari rumahku, setelah dijemput Anna.
Ruamh sitti jaraknya 30 km dari rumahku. Sembari menempuh panas, kami bersepeda motor menuju rumah sitti dalam kondisi kamii berpuasa. Aku cuek aja pada semua nya, yang penting sampai kerumah sitti. Dalam perjalannan tepatnya diperempatan besar jalan, kulihat gadis kecil berkaleng kecil meminta-minta. Karena lampu merah, kami terpaksa berhenti. Sejenak gadis itu berkata’’,kak minta unag kak, saya udah dua hari belum makan’’. Kulihat gadis itu menangis setelah aku tinggalkan tanpa memberinyay apapun tidak uang. Anna memakai helm besar jadi kemungkinan besar ia tidak mendengarnya. Tapi tidak tau kenapa aku merasa terenyuh, tapi kenapa tidak aku tolong? Sesalku
Sesampai diruamah sitti kami pun bercengkerama hingga Asar. Tepat setengah enam kami pamit. Dalam perjalanan pulang kami bertemu kakek tua yang berputar-putar dijaln karena tidk dapat meliht. Sang kakek hampir tertabrak, namun anna keburu mengerem. Kla itu aku berkata’’he, kek kalu udah tua tidur aja dirumah ga usah shoping lagi’’. Ku tau Anna mendengar tapi ia tidak bersua. Buka puasa sampailah ia dirumahku. Dirumah segera kuminum Air Es dan makan dengan tergesa-gesa. Setelah makan aku kembali bersandar dengan kasur , tidur karena aku kekenyangan. Dari aam mimpi aku mendengar suara ibu , dan etrnyata ibu memanggil ‘’, Dinda , tu Anna jemput mau tarawehan.’’ Males Ah ma’’. Jawabku sambil tidur lagi.
Keesokan harinya aku juga melakukan hal yang sama yaitu kerumah sitti sampai senja.namun ada yang berbeda. Ketika pulang, sesampai disebuah persawahan yang luas, kami asyik menkmati senja. Sambil ngebut . aku sangat damai menikmati senja seperti ini. Lalu kuputuskan ana untuk berjalan santaikami pun menikmati pemndanagn sawah denag santai. Diufuk barat kulihat sang senja sedang tersenyum melihat kami , llu kulihat padi yang sedang tersenyum menunggu waktu berbuka. Tiba-tiba kulihat pipiet senja yang bernyannyi menuju sarang kearah senja, indah seperti mimpi. Dan tiba-tiba ada mobil truk yang ugal-ugalan menuju kearah kami, ana mengelak dan menghantam flamboyang ditepi jaln. DRUUUMM, trabakan terjadi , cepat , lalu gelap. Aku pingsan dirumah sakit. Aku ternbangun tapi tidak tau dimana , lalu kulihat seekor pipiet yang terbang kearahku sambil menjatuhkan sehelai daun , yang aku tidak tau itu daun apa. Lalu kubaca isinya.
Untukmu
Senja selalu indah bila kau tau, senja ialah masa dimana kau akan menemukan suatu hal yakni penyesalan. Namun ingat hidupmu belum senja, ubahlah hidupmu, sebelum air air mata penyesalan membasahi tangisan yang tak berarti.
Dari
Senja
Batinku kisruh . dan aku terbangun dari mimpi setelah pulg dari rumah siti, aku langsung terlelap. Tapi mimpi tadi begitu nyata dan tak terasa air mataku mengalir deras. Tanpa sadar batinku berjalan menelusuri perjalannaku selama ini. Perjalanan yang telah menyakiti hati semua orang. Perjalanan yang tiadk memmberi arti bagi siapapun, bahkan tidak untuk diriku. Satu kesimpulan yang ku ambil, aku bodoh. Aku telah menyia-nyiakan hidupku. Aku menagis sejadi-jadinya. Dan jiwaku berkata‘’untuk apa aku hidup ‘’. Tanap terasa hati kecilku melayang kealam mimipi tadi. Dan otak kecilku mengingat sebuah kaliamat bahwa hidupku belum senja. Tiba-tiba aku sangat behagia dengna kata-kata itu. Dan itu berarti akau masih mempunyai secerca harapan untuk kembali menata hidupku yang lebih baik. Trimaksih Ya Allah’’, syukurku.
Lalu kulirik jam yang telah menujkan pukul sembilan malam. Lalu kubergegas berwudhu dan shlat isya setelah itu berdoa dan memohon ampun kepada Allah. Dalam do’a ku berkat,’’ ya allah teriamaksih kau telah membukakan pintu hati hamba ya Allah , ya Allah kuatkan lah hidup hamba , dan beri yang terbaik bagi hamba ya Allah ‘’. Setelah berdo’a aku bergegas mengambil mushaf yang sangat jarang kusentuh dan membacanya hingga batinku tentram.
Setelah itu aku beristirahat dan bangun ketika sahur. Aku mencium tangan ibuku , ibu tidak bertanya apapun. Tapi aku tau beliau sngat bahagia. Setelah sahur aku mengaji, sembari emnunggu subuh . setelah subuh aku kembali kepondok fajar yang berada disamping rumahku. Pondok itu mengahadap tepat kesang fajar hadir. Sambil duudk aku pun mengingat masa lalu yang kelam, sambil tersenyum gembira . dan fajarpun tersenyum kepada ku.fajarpun telah tiba aku mulai bercerita lagi tentang segalnya, termaksud tentang senja sahabat fajar yang berkata sesuatau yang paling berharga dalam hidupku. Setelah itu aku pun menceritakan tentang kebohongan ku selma ini . fajar teman ku dulu aku hanya menganggapmu dan sahabat mu senja itu indah , tak lebih. Tapi kini aku baru mngerti bahwa fajar ialah masa dimana kita kembali suci, tanpa noda, dan senja ialah ketika masa telah berakhir dan kita kembalikepada sang pencipta. Dan pagi  ini aku kembali dengan wajah , hati serta , harapan baru unutk hidup yang lebih baik dan aku juga ingin ketika senja bagiku tlah tiba kau dapat  tersenyum sambil berjaln rabb. Mungkin inilah berkah ramadhan bagi hidupku Allh sang mah pemberi telah memberika jaln bagiku serta harapanku untuk menjadi yang lebih baik dibualn ini. Sambil tersenyum aku berkat, ‘’terimakasih yan Allah senja dan fajar adalh anugerahmu yang terindah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar