Jumat, 01 Oktober 2010

Tak ada jalan kembali

‘’Tempat apa ini’’, gemuruh batinku. Sepi, terang tapi kelam. Jalan membentang didepanku, ‘’ya ‘’ hanya didepanku. Terlalu sulit untuk mempercayai bahwa, jalan itu tak ada dibelakang dan arah lainku. Kakiku perih telah melangkah dijalan yang sama, tanpa dapat kembali kearah yang ingin kudatangi. Pemandangan hampa tersebar disepanjang jalan, dan duri terhujam disepanjang perjalanan ini. Matahari sama sekali tak bersahabat dengan ku, menjulur kesombongan lidah sinarnya memaksa kelelahan bersarang ditubuhku.
Telah lama kelelahan menyiksa batin dan ragaku, kuputuskan untuk beristirahan di disebuah pohon yang kering tanpa memberi kesegaran. Sesekali kumemandang dikejauhan, kuamati hanya ada ruang didepan dibelakang hampa, tanpa ada sesuatu yang menempati sesuatu. Batinku kisruh’’. Aku berada didunia yang aneh. Aneh sekali, sangat sulit kujelaskan, sangat susah kugambarkan, namun sangat sakit bila ku lihat sendiri kenyataan ini.
Hilang rasanya nyeri ini, namun kepanasan masih menderaku dalam kelabut batin yang hancur. Perlahan kutatapi dikejauhan, bayangan putih memudar menjelma, menjulang tinggi di kejauhan jalan tanpa batas. Ku rapa batin yang gemetaran, kutatapi dari perlahan bayangaan tersebut yang kian lama kian terpampang kejelasan.’’ Ini adalah tantangan, ‘’seru batin ku. Sejenak aku berfikir aku akan lari, menjauh dari bahaya, dilain hal aku merasa tidak ada lagi jalan untuk kembali. bilaku tetap berjalan aku akan mati dengan bahaya didepan, aku tidak mau’’, bisik bagian kecil hatiku. Lama aku berfikir untuk memulai, namun ternyata aku telah menghabiskan waktu yang terus berputar. Kuperhatikan bayangan putih yang sudah jelas itu kian mendekat. Ketakutanku semakin hebat. Tubuhku gemetaran, dilanda ketakutan yang mencekam.
Dalam ketakutan, sejenak ku dengar suara berkelebat di telingaku. ‘’Kau harus lari dari jalan ini, pergi keluar dari orbit perjalanan ini, sekarang juga. Jika tidak bayang itu akan menyiksamu’’, bujuk pohon yang bisa berbicara. Aku semakin tidak mengerti apa arti semua ini. Aku menjerit’’AAAaaaaaa’’. Aku sudah tak mampu melewati semua ini, ini sangat berat bagiku.
Bayangan itu semakin mendekat, mendekat, hanya tinggal berberapa saat lagi aku akan musnah pikirku.
Tiba-tiba terdengar gemuruh dari matahari, yang berkata’’hadapi apa yang ada didepanmu, kuatkan dirimu oleh semua tantangan ini, karena ini hanya lah bagian kecil dari seluruh perjuanganmu’’. Aku semakin tak mengerti, karena dari tadi matahari menjadi penghalang bagiku, ia membakar ragaku, dalam perjalanan ini, tapi mayakinkan ku untuk tetap maju. Namun, aku jadi semakin penasaran bagaimana rasanya melewati bayangan kelam tapi nyata itu.
Dengan penuh kepasrahan kulangkahkan kakiku yang kian melemah, kusatukan telapak kakiku dengan bumi, secara perlahan. Ia semakin mendekat, mendekat. Tekatku semain bulat, kemantapnku semakin merapat.
Blass!!!!!!.
Ajaib, banyangan itu melewatiku begitu saja. Dingin terasa, ditubuhku. Kesegaran kembali menyergap kelelahan. Kesejukan, demi kesejuan kurasakan sangat dasyat. Perlahan hatiku mulai gembira, riang tanpa kata. Bayangan itu hanyalah sebatas, dilemma ketakutan yang tak lebih bagaikan sebuah permainan air yang sederhana. Ini sungguh lauar biasa.
Aku berteriak, meloncat, bersyukur, dan mengakui kebodohan ku tadi yang takut pada banyangan yang hanya ilusi. Sekilas memang bayangan itu menakutkan, namun, ketika kemantapan hati telah merajut kepasrahan, apapun bisa terjadi, dan aku kembali bahagia.
Kulanjutkan perjalanan dengan hati riang. Kuperhatikan kebelakang masih tidak ada jalan bagiku untuk kembali. namun kemantapan hatiku terus membawaku maju kedepan, walaupun tanpa tujuan. Namun, aku yakin tujuan itu akan aku dapatkan dalam getir perjuanagan ini.
Tak lama, banyangan demi banayangan kembali muncul. Dan kesegaran, serta kebahagiaan bersarang ditubuhku setelah bayangan itu pergi.
Begitulah selanjutnya , matahari tetap panas menyengat tubuh. Namun setelah tantangan pergi melewati tubuhku, aku kembali bersemangat berjalan.
Aku terus berjalan, hingga pada suatu saat, kau berpikir sejenak.
‘’Hari tak pernah senja disini’’. Namun seseorang mengatakan kepadaku, bahwa senja, disini akan datang ctiba-tiba, tanpa pemberitauan sebelumnya. Aku tersenyum, dan berkata’’tadi aku sudah menemukan lilin, dan itu akan ku nyalakan ketika malam datang, hanya itu’’.

2 komentar:

  1. Pelajarilah filosofi Matahari.
    Selalu menyinari bumi. Memberi kehangatan dan energi kepada siapa saja.
    Tak pernah menyerah ataupun lelah.
    Walau hujan dan badai terkadang menghampiri,dan bahkan merebut tahtanya.
    Ia pasti kembali.
    Walau manusia berteriak mengeluhkan panasnya.
    Ia takkan pernah berhenti.
    Karena ia tahu, untuk itulah ia diciptakan.
    Menyinari kehidupan.

    To Bg Din, keep shining like the sun :)

    BalasHapus
  2. Yupzzz...
    Good Filosofis.......

    BalasHapus